Sepatu Nike Air Zoom Alphafly – Belakangan ini saya sering melihat teman-teman serta banyak pengguna Instagram mengunggah foto sepatu lari terbaru, Nike Air Zoom Alphafly Next%. Hal ini cukup menarik perhatian saya. Terlepas dari kenyataan bahwa kondisi ekonomi tak selalu ideal, tampaknya banyak orang masih mampu mengakses barang premium semacam ini.
Sepatu Nike Air Zoom Alphafly
Bagi yang memiliki kemampuan finansial untuk memilikinya, Nike Air Zoom Alphafly Next% adalah pilihan yang menarik, terutama bagi penggemar lari. Model ini merupakan versi produksi massal dari prototype sepatu yang digunakan Eliud Kipchoge dalam pencapaiannya yang monumental: menembus batas waktu maraton 2 jam di acara INEOS pada 2019, dengan catatan 1:59:40. Sejak pendahulunya, Nike Zoom, Alphafly Next% dirilis secara resmi pada Juli 2020. Meski begitu, sepatu ini hingga kini belum tersedia secara resmi di Indonesia.
Tak heran jika harga Alphafly Next% di Indonesia melambung tinggi. Dengan harga retail resmi USD 275, harga di pasaran lokal bisa mencapai Rp7 juta karena keterbatasan akses pembelian. Walau saya penasaran untuk mencobanya, harga yang cukup mahal membuat saya berpikir dua kali. Sebagai perbandingan, dengan nominal sebesar itu, saya bisa membeli hampir tiga pasang sepatu training seperti Nike Zoom Pegasus 37, yang dijual di Indonesia seharga Rp1.799.000.
Setelah pemakaian selama beberapa minggu, banyak pelari dan komunitas lari yang memberikan respons positif terhadap Alphafly Next%. Sebagian besar ulasan menunjukkan keunggulan sepatu ini untuk berbagai kategori lari seperti 5K, 10K, half marathon (HM), hingga maraton.
**Inovasi Teknologi: Zoom Air Pod**
Salah satu elemen paling menarik dari Nike Air Zoom Alphafly Next% adalah teknologi Zoom Air Pod-nya. Ini mungkin menjadi salah satu perubahan terbesar dibandingkan dengan lini sepatu lari Nike sebelumnya. Istilah “Air Zoom” memang bukan hal baru dalam lini produk Nike, namun perbedaannya terletak pada implementasinya yang inovatif.
Baca Juga : 8 Alasan Untuk Menargetkan Kata Kunci
Jika sebelumnya teknologi Air Zoom umum diaplikasikan dengan bantalan udara di bagian tumit atau tapak depan kaki—seperti pada Nike Zoom Pegasus 36—Alphafly Next% hadir dengan pendekatan berbeda. Sepatu ini menggunakan unit Air Pod baru yang ditempatkan di bawah area metasarsal (bola kaki). Nike mengklaim bahwa teknologi ini mampu meningkatkan efisiensi pengembalian energi hingga lebih dari 90%. Air Pod tersebut menawarkan sensasi responsif dan memudahkan pelari untuk memacu langkah dengan lebih efektif.
Keunggulan Alphafly dibandingkan pendahulunya, Vaporfly Next%, terletak pada kombinasi pelat karbon dan tambahan unit Air Pod ini. Desainnya juga memperhatikan bobot sepatu agar tetap ringan seperti pesaingnya, Adidas Adizero Adios Pro.
Baca Juga : Informasi Wisata Alam di Riau untuk Relaksasi
**Pelat Serat Karbon yang Disesuaikan**
Teknologi pelat serat karbon sejak lama menjadi andalan sejumlah produk unggulan Nike. Dimulai dari Nike ZoomX Vaporfly 4%, teknologi ini bekerja sama dengan busa ZoomX untuk mendorong efisiensi energi sehingga memungkinkan prestasi luar biasa, seperti catatan waktu Kipchoge di Monza.
Namun, Nike kini mengambil langkah lebih jauh dengan menyesuaikan ukuran pelat serat karbon sesuai dengan dimensi sepatu. Artinya, sepatu berukuran lebih kecil menggunakan pelat karbon yang lebih pendek dibandingkan ukuran sepatu lebih besar. Pendekatan ini terasa masuk akal karena ukuran sepatu biasanya berbanding lurus dengan berat pelari. Dengan demikian, adaptasi pelat karbon tersebut dirancang untuk memastikan stabilitas dan sensitivitas optimal bagi setiap pengguna.
**Inovasi Material: AtomKnit**
Dalam pencarian untuk mengurangi bobot sepatu tanpa mengorbankan performa, Nike meluncurkan bahan baru bernama AtomKnit sebagai evolusi dari teknologi FlyKnit. AtomKnit terbentuk melalui proses pemanasan dan peregangan bahan FlyKnit konvensional sehingga menghasilkan material upper yang lebih ringan dan lebih tipis. Teknologi ini didesain untuk meningkatkan sirkulasi udara sekaligus mengurangi penyerapan air dari keringat atau cipratan.
Dengan inovasi ini, Nike terus mempersembahkan produk revolusioner yang tak hanya menarik perhatian pelari profesional tetapi juga pencinta lari kasual di seluruh dunia. Meski demikian, bagi sebagian orang termasuk saya sendiri, harga tinggi menjadi tantangan tersendiri dibandingkan dengan alternatif lain yang lebih terjangkau namun tetap berkualitas baik.